RSS

Pengamen!

Kuliah yang padat mengurangi kesempatan gue untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bayangin aja, 5 hari dari seminggu gue habiskan di Serpong (kos dan kuliah), lalu sisanya di Bekasi (rumah). Di rumah pun, gue menghabiskan waktu untuk balas dendam akan kegiatan yang tidak bisa dilakukan saat hari kuliah, yaitu tidur sampai puas. Belum lagi, 2 hari itu gue ngajar les Manga dan pergi les Computer Graphic di Machiko Manga School, Kemang.


Sabtu kemarin gue les di Kemang dan adik gue, Dimas, yang berumur 17 tahun mengajak gue jalan-jalan. Dia ingin mengisi malam minggunya yang kosong dengan gue. Tujuan pertama kita adalah Vin+, Kemang. Lalu adik juga mengajak bokap yang menghabiskan separuh hidupnya untuk bekerja dan tidur. Namun, lagi-lagi bokap sibuk dengan pekerjaanya dan tidak bisa ikut kita.

Ujung-ujungnya, gue dan Dimas memutuskan pergi ke Pasific Place. Kita mikirnya, sehabis makan bisa window shopping.

Sekitar jam 6 sore gue selesai les Computer Graphic. Adik gue mengarahkan sedan berkelir champange-nya keluar Kemang. Enaknya punya adik yang bisa nyetir gini nih, dia nyetir...gue mainan handphone. Huahahaha.

Ketika sampai di pertigaan lampu merah, gue asik ngobrol sama dia. Tidak lama kemudian, gue merasa ada sesuatu di samping gue. Sesuatu yang hidup, tapi seperti tidak memiliki wujud nyata. Perlahan gue menoleh ke arah jendela, berpaling dari adik gue untuk sejenak.

Gue melihat bayangan hitam menempel di kaca mobil...

1 detik kemudian gue menjerit.

Menjerit sejadi-jadinya.

Tuyul!!
Hantu!!
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK!!

Gue menjerit sampai mundur dan menabrak adik gue..
Yang ditabrak malah melihat gue dengan ekspresi datar
.
(tentu saja tampang adik gue gak nerd kayak yang di atas)

Ia diam sejenak dan menatap bayangan tersebut, kemudian dengan sigap ia mengibaskan tangannya. Dalam beberapa detik, tuyul tersebut pergi.

Gue :

Dimas : "Itu tuh pengamen anak-anak...."

Gue diem...

Gue nggak habis pikir, ngapain itu pengamen menempelkan kepalanya ke jendela mobil.. Niat banget! Ditambah lagi, hari sudah malam sehingga wujudnya terlihat seperti siluet hitam.
Gue melihat pengamen anak-anak itu kumpul bersama teman-temannya, melirik ke arah mobil adik gue. Tidak lama kemudian, mereka kembali meminta-minta ke mobil yang sedang menunggu di lampu merah.. Tapi tidak satupun kembali ke mobil adik gue.....

Lampu merah pun berubah menjadi hijau dan sedan adik gue kembali bergulir di jalanan kota Jakarta.. Kita kembali menempuh perjalanan untuk mencari makan..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 bulan

Nggak terasa hubungan gue dan Andre sudah berjalan selama 10 bulan.


Begitu banyak hal yang telah gue lalui bersama dia. Tentu saja, hubungan kita tidak semulus keramik tanpa cacat. Beberapa kali pertengkaran terjadi. Pertengkaran karena sifat cuek gue yang berlawanan dengan sifat perhatian dia, teman-teman gue yang mayoritas cowok membuat dia geregetan, time management gue yang nggak bagus, dan banyak lagi.

Gue nggak bohong kalau beberapa kali gue merasa down karena pertengakaran kita. Dan mungkin dia juga merasakan hal yang sama.

Dalam kasus ini, terkadang orang berpikir untuk segera mengakhiri hubungan sebagai jalan keluar dari pertengkaran yang terus-terusan terjadi.

Mungkin gue bisa berada di posisi itu, begitu juga dia. Tapi alangkah tidak dewasanya sifat seperti itu. Lari dari masalah yang ada. Seenaknya memutuskan hubungan yang sudah susah payah dibangun. Padahal, ya, bukankah hidup untuk menyelesaikan masalah?

Setiap kali gue kembali berhadapan dengan pertengkaran, ada saatnya gue menarik diri dari dia. Gue menguatkan diri gue sendiri untuk melangkah lagi dan lagi untuk memperjuangkan hubungan gue.

Gue bilang sama diri gue..
Masa cuma segini sih kemampuan lo menghadapi masalah?

Bukannya hubungan lo akan semakin kuat setelah lo dan dia, bersama-sama melewati batu-batu penghalang?

Emangnya lo mau nyesel lagi karena gagal membangun hubungan?

Well, maka di sinilah gue... bersama-sama melangkah dengan dia...memasuki bulan ke 11. Bersama dia gue belajar untuk mendewasakan dan mendisiplinkan diri gue sendiri. Gue harap hubungan gue dan dia mengalami perkembangan dan tidak mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dipermasalahkan....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lebaran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini gue merayakan malam takbiran dan Lebaran di rumah keluarga besar. Di rumah itu, semua anggota keluarga berkumpul untuk ngobrol dan menyantap makanan yang sudah disediakan.


Jujur aja, gue paling menikmati acara makan. Dimana saat malam takbiran gue bisa mencicipi bakso sapi yang unlimited, sate ayam madura, juga rawon. Lalu di saat lebaran, keluarga besar menyediakan opor ayam, sambel goreng ati, sayur labu, dan banyak lagi. Saking banyaknya gue sampai lupa apa yang gue makan.

Tapi yang paling menarik adalah dessertnya. Dessert yang dibuat oleh tante gue: Puding Tape.

Actually, Im not a big fan of Tapai (baca:Tape). Tapi nyokap gue cukup menyukai makanan tradisional Indonesia itu. Nyokap mencicipi puding tape buatan saudara perempuannya itu.

Nyokap: "Coba yah, kalau buat puding tuh jangan pelit-pelit. Masa tapenya cuma seiprit! Pudingnya beku lagi!"

Tante : "Yaa gue kan takut kebanyakan ngasih tapenya. Soal beku, anggap aja lo makan ice puding. Temennya Ice tart."

Gue dan saudara gue menonton pembicaraan mereka berdua sambil menyicipi puding tape beku. Belum puas makan satu, kita ngambil lagi. Sementara itu, nyokap kembali melanjutkan pembicaraan.

Nyokap : "Tega lu mah, gue kan suka tape...."

Tante : "Lo mau tape? Kemarin gue bikin tuh satu ember. "


Gue dan saudara gue mengerjapkan mata sambil mengulang kata 'satu ember' dalam hati. Gue pikir tante gue bercanda, tapi ketika saudara gue yang cowok mengambil kue dan satu ember tape, gue baru percaya.....dan sedikit speechless.

Tante gue memilih beberapa tape yang dibungkus daun (gue gak tau daun apa) dan memasukkannya ke dalam plastik untuk nyokap bawa pulang.

Nyokap : "Tuh..tuh... tapenya seember, gue dikasih dikit doang."

Tante : "Mana boleh tape banyak-banyak buat kesehatan lo. Lo kan udah mau menopose.... "

Nyokap : *cemberut* "Ya kan buat puding...."

Gue sama saudara gue cuma cekikikan sambil melanjutkan memakan snack berupa nastar, kastangel, dan biskuit enak lainnya.

Tidak lama setelah itu, adik dan om gue pergi ke garasi mobil. Dimana mereka akan melakukan pertukaran kendaraan sementara. Om gue mau pergi ke Bandung dan dia membutuhkan mobil yang agak besar, which means dia bakal pinjem mobil nyokap yang notabene bagasinya berisi kosmetik audio system adik gue.

Gue agak heran mengingat adik gue memiliki rasa kepemilikan terhadap barang yang sangat besar dan jarang memperbolehkan nyokap meminjamkannya mobil (isi audio dia) kepada orang lain. Tapi gue pikir, pertama, mungkin adik gue sedang berbaik hati. Kedua, toh yang pinjem saudara sendiri. Ketiga, gue pikir mobil city car om gue juga isi audio system yang nggak bakal bikin dia bosen saat perjalanan.

Dengan hati-hati mereka saling bertukar kunci dan mengucap salam pada mobil masing-masing. Hingga akhirnya, saudara sepupu gue, Revan, yang berumur 2.5 tahun mengamuk.

Revan : "NGGAK MAU NAIK MOBIL INI."

Gue dan saudara perempuan gue yang lagi ngemil di pojok snack tercengang. Satu keluarga nengok ke garasi mendengar cowok mungil itu berteriak.

Revan : "AUDIONYA JELEK, NGGAK MAU NAIK INI!!"

----BRAAAK!!-----

Terdengar kaca mobil yang dipukul dengan keras. Cukup keras dari garasi sampai terdengar ke ruang pojok snack.

Pada akhirnya, Revan disumpel pakai susu vanilla. Sementara adik gue, ketika perjalanan pulang menggunakan mobil om gue...dia menepuk bahu gue dan menyenderkan kepalanya pada setir sambil berkata dangdut, "Kosmetik dan audio gue, dihina anak umur 2.5 tahun.... Sakit banget hati gueeeeeeeeee...."

Gue cuma bisa nyengir-nyengir sambil ngomong, "Nasib lo nista banget..."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS