RSS

Food: Love affair

Gue dan makanan adalah satu.

Tidak terpisahkan seperti:

Bella dan Edward Cullen..
Romeo dan Juliet..
Barbie dan Ken...

Semua berawal sejak libur kenaikan kelas di masa SMA. Dimana gue tidak punya pekerjaan penting untuk dilakukan dan nyokap tengah membanjiri lemari pendingin dengan kue tart. Setiap kali gue menghabiskan sepotong kue tart, gue merasakan suatu perasaan senang di dalam dada.

Puncak kegembiraan gue adalah saat gue berdiri di atas timbangan berat badan dan mendapati berat gue tidak bertambah setelah menghabiskan (nyaris) satu loyang kue tart.

Gue menyadari sebanyak apapun makanan yang masuk ke tubuh, berat badan gue tidak akan bertambah lebih dari 1kg. Many girls would die for this talent.

Kegemaran untuk mengkonsumsi makanan terus berlanjut. Namun, gue sudah berhenti makan kue tart dan beralih ke masakan rumahan seperti: Cah kangkung, oseng-oseng buncis tahu, atau ayam goreng mentega. Gue sadar masakan rumah itu lebih sehat daripada kandungan keju jahat pada kue tart.

Seiring berjalannya waktu, gue juga menemukan teman yang memiliki talent seperti gue. Dia adalah seorang cewek dengan tinggi 170cm, kurus bak model, dan wajah yang menarik. Kita sebut saja dia Meimei.

Meimei memiliki kegemaran makan seperti gue. Hanya saja, porsinya dua kali lipat lebih banyak dari gue. Terkadang di tengah kesibukan kuliah, kami menyempatkan diri bertemu untuk menjajah foodcourt dan memenuhi meja makan dengan piring-piring kotor bekas makanan kami. Tidak peduli dengan pandangan orang. Rasanya dunia hanya milik kami berdua. Kami kenyang. Kami puas.

Salah satu masakan yang membuat jantung gue berdegup keras, seperti mau nembak cowok adalah: masakan nenek.
Beragam masakan dengan perpaduan bumbu yang pas dan tanpa micin adalah daya tariknya.

Gue selalu menunggu saat-saat dimana ada acara kumpul keluarga besar. Karena di sana akan tersedia menu makanan yang nggak bisa gue tolak.

Kebetulan hari ini keluarga nenek merayakan puasa dan merencanakan buka bersama. Which means, there will be plenty of food there. Keluarga gue yang tidak merayakan puasa pun turut diundang. Rasanya ada suara dari dalam hati yang berseru, "Huuraaaahh!!!"

Dengan sabar gue menunggu jam buka puasa. Nyokap gue tiba-tiba datang ke gue.

Sakit batuk kamu makin parah, kamu di rumah aja yah. Istirahat.

Gue terdiam. Keringat dingin. Menatap beliau tidak percaya.
Pergumulan pikiran untuk tetap pergi dan tinggal di rumah memenuhi benak gue.
Namun, mengingat acaranya sampai malam dan besok pagi gue harus mengajar anak-anak les gue.... Gue harus istirahat dan memulihkan kesehatan gue.

I feel blue.

I feel brokenheart...

Well, life goes on...
Masakan nenek tetap melekat di hati gue biarpun gue tidak mencicipinya hari ini...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment