RSS

THE 'GREAT' PRETENDER


"Kalau mau beli tas, ke Mangga Dua aja. Sekarang lagi 'in' tas Jimmy Choo. Kualitas barang KW-nya bikin orang nggak percaya kalau itu barang palsu." Bisik seorang perempuan berbalut dress berwarna nude pada saya. Menanggapi ucapannya, saya hanya tersenyum.

Pembicaraan tersebut terjadi 3 tahun yang lalu. Dimana otak polos-cenderung kuper- saya tidak mengerti apa itu barang KW dan belum bisa mengeja barang desainer ternama dengan benar.

Belum lama ini, saya bertemu dengan perempuan itu lagi. Tangannya tampak tidak lepas dari BlackBerry berkelir hitamnya. Tidak lupa ia melancarkan promosi keunggulan produk perusahaan Kanada ini. Oh, dan saya juga sempat membaca cerita di sini mengenai pentingnya BlackBerry untuk memberi prestige.

Luxury Items
Barang mewah memang memiliki daya tarik tersendiri. Seolah logo Chanel, Dior, LV maupun I-phone bisa memberikan nilai tambah status sosial seseorang dalam sekejab. Seolah dengan menenteng BlackBerry membuat seseorang masuk dalam kategori 'anak gaul'.

Nyatanya tidak semua orang ingin dan mampu membeli barang tersebut. Mengingat harga beli yang tinggi dan beragam produk wajib dibeli yang keluar setiap musimnya. Hal ini yang menjadi alasan kenapa orang memilih barang palsu sebagai solusinya.

Tidak jarang seseorang memiliki motivasi memberi barang asli atau palsu hanya untuk menaikkan status sosial mereka. Secara sadar, mereka telah melatih dirinya untuk membohongi publik dan diri sendiri.

Yang paling menyedihkan adalah ketika mereka mengakui barang palsu itu sebagai asli.

Apakah itu bentuk penyelamat harga diri?

"Memangnya harga diri lo seharga barang-barang yang nempel di badan lo doang?"

Dan tentu saja tidak lebih menyedihkan dari mereka yang mengerutkan otot di kepala hanya untuk memaksakan diri membeli barang bermerek terkenal untuk meningkatkan percaya diri, harga diri, atau bahkan supaya diakui di komunitasnya.
You shouldn't give a shit about what people are saying.

Barang Vs Dana
Mengapa tidak mengalokasikan dana pada produk tanpa embel-embel palsu yang harganya tidak memberatkan kita? Saya yakin kualitas barang asli lebih bagus daripada barang KW, apapun logo yang menempel pada barang tersebut.

Toh, ujung-ujungnya orang akan melihat kualitas seseorang dari pribadinya. BUKAN seberapa WAH jinjingannya.

Well.., sebagian dari anda mungkin berteriak, "Membeli barang asli atau palsu adalah hak masing-masing orang."

Benar kok..Saya setuju.

Tetapi melatih diri untuk menjadi palsu, tentu bukan motif awal kita 'kan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 comments:

Anonymous said...

"Memangnya harga diri lo seharga barang-barang yang nempel di badan lo doang?"

This should be golden quote of the year.

and thanks for the "hidden" honourable mention woohoo :p

Phil 'o' Sophy said...

LOL. Waktu itu gue bilang mau link, tapi lo gak ol YM :D
Sori yaa..

Yasmin said...

Barang KW sama Asli jaman sekarang emang susah dibedain, kecuali mungkin kalo diperhatiin lebih detail :p.

Yang lucu, kalo ada orang yang ngoleksi barang-barang branded tapi KW semua dan ngakunya asli LOL ---> imajinasi gue doang sih hehe

Ga cuma fashion items doang sih, BB juga banyak yang BM (black market).

Setuju. Udahlah jadi diri sendiri aja, ya nggak? idup cuma sekali, nikamtin sepuas mungkin, jangan cuma idup dikejer gengsi doang :p

Phil 'o' Sophy said...

Hehe.. tapi gw pernah coba beli barang KW.. dan bahannya lebih cepat kusam atau jahitannya gak bagus :P

Beli KW semua dan ngakunya asli? Gawd... mungkin sih ada orang kayak gitu. Itu mah Pathetic with capital P. Hehehe.

Hidup kejar gengsi mah capek kali... :p

Ocky Fajzar said...

hi, nice post :D setuju kali dengan kata-katanya hehehe

Post a Comment