RSS

Pengamen!

Kuliah yang padat mengurangi kesempatan gue untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bayangin aja, 5 hari dari seminggu gue habiskan di Serpong (kos dan kuliah), lalu sisanya di Bekasi (rumah). Di rumah pun, gue menghabiskan waktu untuk balas dendam akan kegiatan yang tidak bisa dilakukan saat hari kuliah, yaitu tidur sampai puas. Belum lagi, 2 hari itu gue ngajar les Manga dan pergi les Computer Graphic di Machiko Manga School, Kemang.


Sabtu kemarin gue les di Kemang dan adik gue, Dimas, yang berumur 17 tahun mengajak gue jalan-jalan. Dia ingin mengisi malam minggunya yang kosong dengan gue. Tujuan pertama kita adalah Vin+, Kemang. Lalu adik juga mengajak bokap yang menghabiskan separuh hidupnya untuk bekerja dan tidur. Namun, lagi-lagi bokap sibuk dengan pekerjaanya dan tidak bisa ikut kita.

Ujung-ujungnya, gue dan Dimas memutuskan pergi ke Pasific Place. Kita mikirnya, sehabis makan bisa window shopping.

Sekitar jam 6 sore gue selesai les Computer Graphic. Adik gue mengarahkan sedan berkelir champange-nya keluar Kemang. Enaknya punya adik yang bisa nyetir gini nih, dia nyetir...gue mainan handphone. Huahahaha.

Ketika sampai di pertigaan lampu merah, gue asik ngobrol sama dia. Tidak lama kemudian, gue merasa ada sesuatu di samping gue. Sesuatu yang hidup, tapi seperti tidak memiliki wujud nyata. Perlahan gue menoleh ke arah jendela, berpaling dari adik gue untuk sejenak.

Gue melihat bayangan hitam menempel di kaca mobil...

1 detik kemudian gue menjerit.

Menjerit sejadi-jadinya.

Tuyul!!
Hantu!!
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK!!

Gue menjerit sampai mundur dan menabrak adik gue..
Yang ditabrak malah melihat gue dengan ekspresi datar
.
(tentu saja tampang adik gue gak nerd kayak yang di atas)

Ia diam sejenak dan menatap bayangan tersebut, kemudian dengan sigap ia mengibaskan tangannya. Dalam beberapa detik, tuyul tersebut pergi.

Gue :

Dimas : "Itu tuh pengamen anak-anak...."

Gue diem...

Gue nggak habis pikir, ngapain itu pengamen menempelkan kepalanya ke jendela mobil.. Niat banget! Ditambah lagi, hari sudah malam sehingga wujudnya terlihat seperti siluet hitam.
Gue melihat pengamen anak-anak itu kumpul bersama teman-temannya, melirik ke arah mobil adik gue. Tidak lama kemudian, mereka kembali meminta-minta ke mobil yang sedang menunggu di lampu merah.. Tapi tidak satupun kembali ke mobil adik gue.....

Lampu merah pun berubah menjadi hijau dan sedan adik gue kembali bergulir di jalanan kota Jakarta.. Kita kembali menempuh perjalanan untuk mencari makan..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 bulan

Nggak terasa hubungan gue dan Andre sudah berjalan selama 10 bulan.


Begitu banyak hal yang telah gue lalui bersama dia. Tentu saja, hubungan kita tidak semulus keramik tanpa cacat. Beberapa kali pertengkaran terjadi. Pertengkaran karena sifat cuek gue yang berlawanan dengan sifat perhatian dia, teman-teman gue yang mayoritas cowok membuat dia geregetan, time management gue yang nggak bagus, dan banyak lagi.

Gue nggak bohong kalau beberapa kali gue merasa down karena pertengakaran kita. Dan mungkin dia juga merasakan hal yang sama.

Dalam kasus ini, terkadang orang berpikir untuk segera mengakhiri hubungan sebagai jalan keluar dari pertengkaran yang terus-terusan terjadi.

Mungkin gue bisa berada di posisi itu, begitu juga dia. Tapi alangkah tidak dewasanya sifat seperti itu. Lari dari masalah yang ada. Seenaknya memutuskan hubungan yang sudah susah payah dibangun. Padahal, ya, bukankah hidup untuk menyelesaikan masalah?

Setiap kali gue kembali berhadapan dengan pertengkaran, ada saatnya gue menarik diri dari dia. Gue menguatkan diri gue sendiri untuk melangkah lagi dan lagi untuk memperjuangkan hubungan gue.

Gue bilang sama diri gue..
Masa cuma segini sih kemampuan lo menghadapi masalah?

Bukannya hubungan lo akan semakin kuat setelah lo dan dia, bersama-sama melewati batu-batu penghalang?

Emangnya lo mau nyesel lagi karena gagal membangun hubungan?

Well, maka di sinilah gue... bersama-sama melangkah dengan dia...memasuki bulan ke 11. Bersama dia gue belajar untuk mendewasakan dan mendisiplinkan diri gue sendiri. Gue harap hubungan gue dan dia mengalami perkembangan dan tidak mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dipermasalahkan....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lebaran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini gue merayakan malam takbiran dan Lebaran di rumah keluarga besar. Di rumah itu, semua anggota keluarga berkumpul untuk ngobrol dan menyantap makanan yang sudah disediakan.


Jujur aja, gue paling menikmati acara makan. Dimana saat malam takbiran gue bisa mencicipi bakso sapi yang unlimited, sate ayam madura, juga rawon. Lalu di saat lebaran, keluarga besar menyediakan opor ayam, sambel goreng ati, sayur labu, dan banyak lagi. Saking banyaknya gue sampai lupa apa yang gue makan.

Tapi yang paling menarik adalah dessertnya. Dessert yang dibuat oleh tante gue: Puding Tape.

Actually, Im not a big fan of Tapai (baca:Tape). Tapi nyokap gue cukup menyukai makanan tradisional Indonesia itu. Nyokap mencicipi puding tape buatan saudara perempuannya itu.

Nyokap: "Coba yah, kalau buat puding tuh jangan pelit-pelit. Masa tapenya cuma seiprit! Pudingnya beku lagi!"

Tante : "Yaa gue kan takut kebanyakan ngasih tapenya. Soal beku, anggap aja lo makan ice puding. Temennya Ice tart."

Gue dan saudara gue menonton pembicaraan mereka berdua sambil menyicipi puding tape beku. Belum puas makan satu, kita ngambil lagi. Sementara itu, nyokap kembali melanjutkan pembicaraan.

Nyokap : "Tega lu mah, gue kan suka tape...."

Tante : "Lo mau tape? Kemarin gue bikin tuh satu ember. "


Gue dan saudara gue mengerjapkan mata sambil mengulang kata 'satu ember' dalam hati. Gue pikir tante gue bercanda, tapi ketika saudara gue yang cowok mengambil kue dan satu ember tape, gue baru percaya.....dan sedikit speechless.

Tante gue memilih beberapa tape yang dibungkus daun (gue gak tau daun apa) dan memasukkannya ke dalam plastik untuk nyokap bawa pulang.

Nyokap : "Tuh..tuh... tapenya seember, gue dikasih dikit doang."

Tante : "Mana boleh tape banyak-banyak buat kesehatan lo. Lo kan udah mau menopose.... "

Nyokap : *cemberut* "Ya kan buat puding...."

Gue sama saudara gue cuma cekikikan sambil melanjutkan memakan snack berupa nastar, kastangel, dan biskuit enak lainnya.

Tidak lama setelah itu, adik dan om gue pergi ke garasi mobil. Dimana mereka akan melakukan pertukaran kendaraan sementara. Om gue mau pergi ke Bandung dan dia membutuhkan mobil yang agak besar, which means dia bakal pinjem mobil nyokap yang notabene bagasinya berisi kosmetik audio system adik gue.

Gue agak heran mengingat adik gue memiliki rasa kepemilikan terhadap barang yang sangat besar dan jarang memperbolehkan nyokap meminjamkannya mobil (isi audio dia) kepada orang lain. Tapi gue pikir, pertama, mungkin adik gue sedang berbaik hati. Kedua, toh yang pinjem saudara sendiri. Ketiga, gue pikir mobil city car om gue juga isi audio system yang nggak bakal bikin dia bosen saat perjalanan.

Dengan hati-hati mereka saling bertukar kunci dan mengucap salam pada mobil masing-masing. Hingga akhirnya, saudara sepupu gue, Revan, yang berumur 2.5 tahun mengamuk.

Revan : "NGGAK MAU NAIK MOBIL INI."

Gue dan saudara perempuan gue yang lagi ngemil di pojok snack tercengang. Satu keluarga nengok ke garasi mendengar cowok mungil itu berteriak.

Revan : "AUDIONYA JELEK, NGGAK MAU NAIK INI!!"

----BRAAAK!!-----

Terdengar kaca mobil yang dipukul dengan keras. Cukup keras dari garasi sampai terdengar ke ruang pojok snack.

Pada akhirnya, Revan disumpel pakai susu vanilla. Sementara adik gue, ketika perjalanan pulang menggunakan mobil om gue...dia menepuk bahu gue dan menyenderkan kepalanya pada setir sambil berkata dangdut, "Kosmetik dan audio gue, dihina anak umur 2.5 tahun.... Sakit banget hati gueeeeeeeeee...."

Gue cuma bisa nyengir-nyengir sambil ngomong, "Nasib lo nista banget..."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Food: Love affair

Gue dan makanan adalah satu.

Tidak terpisahkan seperti:

Bella dan Edward Cullen..
Romeo dan Juliet..
Barbie dan Ken...

Semua berawal sejak libur kenaikan kelas di masa SMA. Dimana gue tidak punya pekerjaan penting untuk dilakukan dan nyokap tengah membanjiri lemari pendingin dengan kue tart. Setiap kali gue menghabiskan sepotong kue tart, gue merasakan suatu perasaan senang di dalam dada.

Puncak kegembiraan gue adalah saat gue berdiri di atas timbangan berat badan dan mendapati berat gue tidak bertambah setelah menghabiskan (nyaris) satu loyang kue tart.

Gue menyadari sebanyak apapun makanan yang masuk ke tubuh, berat badan gue tidak akan bertambah lebih dari 1kg. Many girls would die for this talent.

Kegemaran untuk mengkonsumsi makanan terus berlanjut. Namun, gue sudah berhenti makan kue tart dan beralih ke masakan rumahan seperti: Cah kangkung, oseng-oseng buncis tahu, atau ayam goreng mentega. Gue sadar masakan rumah itu lebih sehat daripada kandungan keju jahat pada kue tart.

Seiring berjalannya waktu, gue juga menemukan teman yang memiliki talent seperti gue. Dia adalah seorang cewek dengan tinggi 170cm, kurus bak model, dan wajah yang menarik. Kita sebut saja dia Meimei.

Meimei memiliki kegemaran makan seperti gue. Hanya saja, porsinya dua kali lipat lebih banyak dari gue. Terkadang di tengah kesibukan kuliah, kami menyempatkan diri bertemu untuk menjajah foodcourt dan memenuhi meja makan dengan piring-piring kotor bekas makanan kami. Tidak peduli dengan pandangan orang. Rasanya dunia hanya milik kami berdua. Kami kenyang. Kami puas.

Salah satu masakan yang membuat jantung gue berdegup keras, seperti mau nembak cowok adalah: masakan nenek.
Beragam masakan dengan perpaduan bumbu yang pas dan tanpa micin adalah daya tariknya.

Gue selalu menunggu saat-saat dimana ada acara kumpul keluarga besar. Karena di sana akan tersedia menu makanan yang nggak bisa gue tolak.

Kebetulan hari ini keluarga nenek merayakan puasa dan merencanakan buka bersama. Which means, there will be plenty of food there. Keluarga gue yang tidak merayakan puasa pun turut diundang. Rasanya ada suara dari dalam hati yang berseru, "Huuraaaahh!!!"

Dengan sabar gue menunggu jam buka puasa. Nyokap gue tiba-tiba datang ke gue.

Sakit batuk kamu makin parah, kamu di rumah aja yah. Istirahat.

Gue terdiam. Keringat dingin. Menatap beliau tidak percaya.
Pergumulan pikiran untuk tetap pergi dan tinggal di rumah memenuhi benak gue.
Namun, mengingat acaranya sampai malam dan besok pagi gue harus mengajar anak-anak les gue.... Gue harus istirahat dan memulihkan kesehatan gue.

I feel blue.

I feel brokenheart...

Well, life goes on...
Masakan nenek tetap melekat di hati gue biarpun gue tidak mencicipinya hari ini...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

THE 'GREAT' PRETENDER


"Kalau mau beli tas, ke Mangga Dua aja. Sekarang lagi 'in' tas Jimmy Choo. Kualitas barang KW-nya bikin orang nggak percaya kalau itu barang palsu." Bisik seorang perempuan berbalut dress berwarna nude pada saya. Menanggapi ucapannya, saya hanya tersenyum.

Pembicaraan tersebut terjadi 3 tahun yang lalu. Dimana otak polos-cenderung kuper- saya tidak mengerti apa itu barang KW dan belum bisa mengeja barang desainer ternama dengan benar.

Belum lama ini, saya bertemu dengan perempuan itu lagi. Tangannya tampak tidak lepas dari BlackBerry berkelir hitamnya. Tidak lupa ia melancarkan promosi keunggulan produk perusahaan Kanada ini. Oh, dan saya juga sempat membaca cerita di sini mengenai pentingnya BlackBerry untuk memberi prestige.

Luxury Items
Barang mewah memang memiliki daya tarik tersendiri. Seolah logo Chanel, Dior, LV maupun I-phone bisa memberikan nilai tambah status sosial seseorang dalam sekejab. Seolah dengan menenteng BlackBerry membuat seseorang masuk dalam kategori 'anak gaul'.

Nyatanya tidak semua orang ingin dan mampu membeli barang tersebut. Mengingat harga beli yang tinggi dan beragam produk wajib dibeli yang keluar setiap musimnya. Hal ini yang menjadi alasan kenapa orang memilih barang palsu sebagai solusinya.

Tidak jarang seseorang memiliki motivasi memberi barang asli atau palsu hanya untuk menaikkan status sosial mereka. Secara sadar, mereka telah melatih dirinya untuk membohongi publik dan diri sendiri.

Yang paling menyedihkan adalah ketika mereka mengakui barang palsu itu sebagai asli.

Apakah itu bentuk penyelamat harga diri?

"Memangnya harga diri lo seharga barang-barang yang nempel di badan lo doang?"

Dan tentu saja tidak lebih menyedihkan dari mereka yang mengerutkan otot di kepala hanya untuk memaksakan diri membeli barang bermerek terkenal untuk meningkatkan percaya diri, harga diri, atau bahkan supaya diakui di komunitasnya.
You shouldn't give a shit about what people are saying.

Barang Vs Dana
Mengapa tidak mengalokasikan dana pada produk tanpa embel-embel palsu yang harganya tidak memberatkan kita? Saya yakin kualitas barang asli lebih bagus daripada barang KW, apapun logo yang menempel pada barang tersebut.

Toh, ujung-ujungnya orang akan melihat kualitas seseorang dari pribadinya. BUKAN seberapa WAH jinjingannya.

Well.., sebagian dari anda mungkin berteriak, "Membeli barang asli atau palsu adalah hak masing-masing orang."

Benar kok..Saya setuju.

Tetapi melatih diri untuk menjadi palsu, tentu bukan motif awal kita 'kan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bokek

Belum lama menginjak bulan Agustus, tapi dompet gue sudah mengalami kekosongan. Hanya tertinggal kartu ATM yang gue yakin nggak ada isinya dan beberapa lembar Singapore Dollar yang gak bisa digunakan di Indonesia kecuali gue konversi jadi rupiah dulu.

Tapi berhubung gue niat menabung untuk masa depan, maka gue mengurungkan niat merupiah-kan Singapore Dollar yang sekarang duduk manis di dompet gue. Biarlah dia menduduki gelar "tabungan" di dompet gue.

Duit gue bukan habis karena belanja. Bukan habis karena keseringan nyalon. Juga, bukan karena kebanyakan makan. Tidak kawan, gue tidak serakus itu. Walaupun itu pernah kejadian di kehidupan masa lalu gue,bukan di kehidupan gue yang sekarang.

Jadi begini, semua duit gue melayang karena harus membayar STNK dan asuransi bulanan. Ditambah, gue nggak dikasih duit jajan karena bulan ini adalah saat libur kuliah. Jadilah gue cewek rumahan yang kalau mau pergi aja mikir. Minta nyokap tapi kok kesannya gue manja, minta bokap lebih gengsi lagi. Ya sudahlah, mau gimana lagi. Biarkan gue sebulan menjadi gadis rumahan. Yang kerjanya cuma online. Hiks.

Besok gue ke rumah si yayang. Dia lagi mengidap sakit radang tenggorokan yang membuat dia nggak bisa makan makanan selain kentang dan bubur.
Sebagai pacar yang baik, gue sedikit khawatir melihat sedikitnya pasokan daging maupun sayur ke perutnya. Maka gue bilang sama nyokap, gue mau masakin dia. Masak ayam!

Sebelumnya gue memastikan ke yayang, apakah dia bener-bener cuma bisa makan yang lembut-lembut seperti massed potato.

Dan yayang menjawab, belum bisa makan yang keras-keras. Yang gue artikan, dia tidak bisa makan daging.

Dengan muram gue mengadu ke nyokap gue.

Gue : "Mah, si andre kagak bisa makan yang keras-keras."

Mama : "Terus kenapa?"

Gue : "Aku kan mau masak ayam buat dia besok mah..."

Mama : "Ya, nggak masalah dong, dia kan nggak makan tulangnya."

Jenius banget nyokap gue ini. Setengah hati ragu, setengah hati juga gue membenarkan omongan dia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Harrods



For Your Info
Harrods adalah departement store kelas atas yang terletak di Brompton Road, Knightsbridge, London. Pemilik Harrods adalah seorang pengusaha mesir bernama Muhammad Al Al-Fayyed
.
-Penjelasan lebih lanjut silahkan dilihat di sini-

My confession about Harrods

Pada dasarnya saya adalah orang yang cuek dengan Brand suatu produk. Baik lokal, maupun internasional. Because, I only buy what I need. Tidak terlalu melihat Brand-nya.

Kembali ke saat dimana saya berada di Departure Lounge Changi Airport, Singapore. Sambil menunggu keberangkatan ke Indonesia, saya menghabiskan waktu bersama mama untuk melihat toko-toko yang tampak gemerlap.

I have to admit it, If you like shopping, you'll love Changi Airport. You'll be spoilt for choice, with retail offerings ranging from luxury goods to souvenirs and daily necessities.

Dan mama menjatuhkan pilihannya untuk masuk ke toko Harrods. Pertama kali melihat toko itu, saya pikir itu adalah Teddy House yang ada di Indonesia. Itu tuh, yang menjual boneka beruang. Eh, ternyata bukan. Soalnya Harrods juga menjual boneka beruang sih.

Mama menceritakan tentang Brand Harrods kepada saya, lalu menyuruh saya membeli beberapa pernak-perniknya. Ada boneka, tas, mug, dan pulpen. Saya yang sudah eneg belanja di Singapore, dan keburu sakit hati oleh label made in china di Brand produk yang saya beli, menolak tawaran mama.

Tapi dia lebih keras kepala dari saya. Dia bilang saya bakal nyesel kalo nggak beli.

Oh well, only buy two pen is not a sin, right?
Pilihan saya jatuh ke pulpen.
Harrods slim and elegant pen has gold-tone highlights with a twist action ballpoint nib for smooth use. Finished with a Harrods logo, it is a practical stationery item that will also make a great gift.

Belum puas melihat apa yang saya beli, mama menatap saya dengan puppy eyes.

Cling cling..

Sambil menawarkan tas bergambar Teddy Bear.
Biarpun saya bukan penggemar Teddy Bear, akhirnya saya beli juga tas itu. Nggak kuat sama tatapan si mama.

Ketika sampai di Indonesia, saya menggunakan pulpen yang saya beli itu. Dan saya malah jatuh cinta sama itu pulpen.
Gimana nggak? Terbalut dalam desain elegan yang saya suka dan harganya juga nggak mahal. Just SGD 10/pcs.
Lebih make sense
dibandingkan dengan pulpen setipe di Indonesia yang harganya mencapai setengah juta.

Kira-kira kapan yah Harrods akan resmi di buka di Indonesia?

Kualitas dan desain produk yang ia keluarkan sangat baik. Mengingat orang Indonesia cukup konsumtif, mungkin Harrods bisa menjadi trend di negara yang memiliki kebudayaan beragam ini.
Well, who knows?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Published!!















Dalam rangka melatih melatih menulis, gue membuat cerpen slash fanfiction untuk Glam Girls.

And it got published here :)
*Bagi yang sudah membaca. Kritik dan Saran akan sangat dihargai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kembali Ke Dalam Diri Sendiri

Gue nggak pernah bilang kalau gue adalah seorang cewek baik-baik. Namun, beberapa manusia 'cerdas' pernah memberikan predikat alim ke gue, yang gue nggak tahu darimana asal gagasan itu muncul di otak mereka.
Belum sempat gue mencerna kosakata alim di benak gue, bibir tajam mereka mulai melontarkan barisan caci-maki mengenai gue.

Hati nurani gue cuma berbisik,
"Idihh,sapa juga yang minta dicap alim. Kemana aja lo pas gue begajulan?"
Gawd... People nowdays are too busy minding other people's business ..

Dari dulu juga gue punya kebiasaan untuk membuka kartu mengenai diri gue pada cowok yang niat menjadikan gue pacar. Terutama kartu yang paling jelek. Kenapa?
Gue malas menimbun kebusukan gue yang nanti kecium juga baunya. Lebih baik pasangan gue tahu kebusukan gue dari mulut gue, bukan dari mulut orang lain.

Di umur 18 tahun, gue ketemu laki gue. Dia tipikal cowok baik-baik yang nggak suka bolos kuliah, religius, pendiam, dan nggak malu mengakui apa adanya dia.
Dengan seenak jidat gue memberi penilaian pada dia.
There's no way he would accept me. Gue sama dia bedanya bagai langit dan cacing, jek!

Tapi yah....
Gue ingin jujur tentang diri gue apa adanya, tapi kok hati masih belum rela kalau dia mengambil langkah seribu dan mundur seperti kebanyakan cowok Indonesia pada umumnya.

Alhasil gue baru membuka kartu kebusukan gue setelah jadian. Maybe It's too late, but better than not telling him anything. Gue pasrah. Gue tidak menyesali masa lalu gue, sebab tanpa masa lalu, gue bukanlah gue yang sekarang. Gue bangga bisa mengakui diri gue apa adanya.
Just take it, or leave it.

Ternyata dengan gue mengakui dan menerima diri gue apa adanya, laki gue memilih untuk menerima keadaan gue. Gue benar-benar terkejut walaupun muka gue terkesan datar saat dia bilang terima gue.

Banyak orang menutupi dan bersikap seolah membuang masa lalunya. Bagi gue, masa lalu adalah sebuah batu pijakan yang menuntun gue sampai saat ini. Memang rasanya pahit, namun bila dicerna dengan baik, itu yang membentuk kita menjadi lebih dewasa, lebih bijak, dan kuat. Beberapa masa lalu membuat sadar bahwa we had flaws. Harus tetap rendah hati... karena tidak ada orang yang sempurna.

Mau cewek kek, mau cowok kek... semua pernah melakukan kesalahan. Tinggal bagaimana memetik pelajaran dari kesalahan tersebut.

So, hargai saja masa lalumu, seburuk apapun itu. Lebih baik kita sadar akan kesalahan di masa lampau, daripada tidak sama sekali kan :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Chocolate Lovers


Pertama kali di Singapore, saya disuguhkan sekotak white chocolate mungil yang hadir dalam dalam berbagai bentuk yang indah.

Begitu menarik, saya langsung mencobanya. Dan...enak banget!

Kembali ke Indonesia, saya mulai tertarik dengan Coklat. Saya mulai mencoba coklat yang dijual di supermarket Jakarta...Namun, tidak ada yang rasanya mendekati White Chocolate tersebut.

Nyaris 5 tahun berlalu dan saya sudah tidak makan coklat lagi. Bosan.

Sampai beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan sekelompok manusia penggemar coklat. Dari mereka, saya mulai tahu tentang macam-macam coklat dan dimana saya bisa mendapatkan coklat yang enak.

Just mention a few:

ROYCE Chocolate (E-Royce)

A Japanese Chocolate with reasonable price that avalaible in Singapore and Japan. Produk ROYCE Chocolate ada bermacam-macam, dan pilihan saya jatuh ke NAMA Chocolate (lihat gambar).

Setiap kotak berisi 20pcs chocolate blocks covered by cacao powder. There is a plastic spoon to help you eat the Chocolate.

NAMA Chocolate juga memiliki berbagai pilihan rasa seperti:
NAMA Chocolate Champagne (beralkohol)
NAMA Chocolate Cherry Marnier beralkohol)
NAMA Mild Cacao (tidak beralkohol)

Sesuai rekomendasi teman, saya membeli Nama Chocolate Champagne & Cherry Marnier (Au Lait). The Chocolate, it's creamy and smooth. You can taste a slight of bitterness of the cacao powder, and the-rich-chocolate flavour melts in mouth. The chocolate won't melt on your hand, it melt in your mouth.

Batas Kadaluarsa: 1 bulan

VALRHONA


Don't say you love Chocolate until you try Valrhona.

Valrhona adalah coklat asal Prancis. They also make a several different kinds of chocolate bar. I have tried several of them and stuck with Manjari and Caraibe. Rasa coklat ini lebih banyak pahit, namun samar-samar terdapat rasa fruity (pada Manjari, Tainori) dan nutty (pada Caraibe).

Tidak banyak tempat yang menjual coklat Valrhona di Indonesia. Saya cuma tahu yang di Surabaya, sebuah toko bernama IGOR.

LINDT

Coklat ini jauh lebih gampang ditemukan di Indonesia. Harganya nggak bisa dibilang murah,tapi ada harga ada kualitas.
Saya suka banget sama Lindt Swiss Chocolate. Ada sedikit rasa manis dan tidak terlalu pahit (kecuali yang dark Chocolate)

Variety of Chocolate

A friend of mine, Jeffry Lukito, told me about this:

"Pada dasarnya bahan utama coklat ada 2, yaitu: Lemak dan Cacao Mass.
Ketika biji Coklat di olah akan menghasilkan: Cacao Fat dan Cacao Mass.

Cacao Fat digunakan untuk membuat Couverture Chocolate.
Couverture Chcocolate terasa creamy dan lebih mudah meleleh di dalam mulut.

Selanjutnya, sisa Cacao Mass tadi dicampur dengan Vegetable Fat (Lemak Kelapa Sawit) dan biasanya digunakan untuk melapisi candy bar. Ini disebut Compound Chocolate. Contohnya: M&M, coklat dekorasi.
Tujuan penambahan Vegetable Fat juga agar coklat tidak mudah meleleh.

Dark Chocolate lebih sehat karena tidak ada campuran susu / cream. Which means less sugar.
Untuk membedakan antara Converture Chocolate dan Compound Chocolate bisa dilihat di bagian belakang kemasan Coklat tersebut. Compound Chocolate memiliki kandungan Vegetable Fat."

"Once in a while I say, 'Go for it' and I eat chocolate." - Claudia Schiffer

So, is there anyone who also love chocolate? Feel free to share your thought :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Singapore

















Transport


We arrived from Changi Airport to Ion Plaza (Orchard Road) by MRT. It took about 1 hour.

Ticket for riding MRT costs about SGD 2.


Also, we are not allowed to eat in MRT.


If you stay around Orchard Road and want to go to the Mall, you only need to walk. No need for calling Taxi. You need to use Underground pass to go to Takashimaya / Lucky Plaza.

It's kinda hard to find people who can speak with a good accent of English in Singapore.

Shopping

Singapore Lion Key Chain at Lucky Plaza is about SGD 8 for 6pcs.


Some clothes and shoes price at several Mall on Orchard Road is not too much different from the price in Indonesia.

Jangan buru-buru membeli barang karena iming-iming diskon. Karena, beberapa barang Branded tersebut memiliki kualitas yang tidak lebih bagus dari barang yang dijual di Mangga Dua Mall, Indonesia.

Pastikan meminta kertas Tax Refund setiap kamu belanja di Mall. Sebab, Pajak pembelian bisa diganti di loket GST Refund di Airport.

Food

Bugis is an area that sells cheap food.


Cheapest price for a large portion of food at the Mall's is about SGD 5.


For Takoyaki lover: There is Takoyaki Stall at Ion Plaza, B2, it price only SGD 7.5 for 10 pcs. The Takoyaki portion is big and it taste good.

There is ROYCE chocolate that only sold in Singapore and Japan. You can find it on Ion Plaza, B2.

Universal Studio Singapore

You better buy the ticket for USS from travel or websites. Do not buy the ticket directly on Singapore, because the ticket is often sold out.

They sell a lot of good souvenirs. Postcard price is about SGD 1 .The Key Chain price is about SGD 6 - SGD 10. Shirt Price is around SGD 23 - SGD 29. Mug price is around SGD 11. Doll Price around SGD 23 - SGD 29.

Bring an umbrella or hat in case of rain.


Belanja souvenir di Universal Studio bisa menghabiskan lebih dari 1 juta rupiah. Siapkan dana yang cukup. Pembayaran tidak bisa menggunakan US Dollar.


Mummy house adalah Roller Coaster Mini yang cukup memacu adernalin.


Saya menggunakan Sky Train gratis menuju Vivo City untuk pergi keluar area USS. Dari Vivo City, bisa menggunakan MRT.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cuap Cuap Penulis

At first, I wasn't sure to post my inner-thought (either it's a bad or good thought).

But then, I was thingking, "I used to write on Diary book. Diary book these day is very small and it's very difficult to write on it. Diary book, a collection of paper.... And come to think of it, spend papers (for writing) is same as global warming.

So, how about writing in a place that doesn't require a paper? " *grin

"So..here I'am!!"

Enjoy my writings :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS